23 Maret 2021

Mengenal Metode Pembelajaran Blended Learning dan Manfaatnya

Blended learning merupakan bentuk transformasi modern di dunia pendidikan. Dengan metode ini, model pembelajarannya diterapkan melalui penggunaan media berbasis teknologi, sama seperti e-learning. Adanya blended learning sebenarnya bukan menggantikan metode e-learning, melainkan sebagai pelengkap yang tujuannya sama-sama meningkatkan kualitas pendidikan modern.

Pada era Better Normal saat ini, metode ini dianggap jadi salah satu metode pembelajaran ideal. Model pembelajarannya adalah perpaduan dari manfaat-manfaat e-learning dengan pembelajaran tatap muka demi maksimalnya kegiatan belajar mengajar.

Berbagai manfaat dari penerapan metode ini menjadi upaya penerapan pendidikan modern yang bisa dilakukan sejak dini, terutama sesuai dengan misi Pendidikan 4.0. Melalui artikel ini, mari mengenal sistem pembelajaran metode ini yang bisa diterapkan saat ini, dan bagaimana pengaplikasiannya.

Apa Itu Blended Learning?

metode ini adalah pendekatan pembelajaran yang menggabungkan pengalaman belajar tatap muka dan online. Namun, sebenarnya lebih dari itu. Pendekatan ini sebagai elemen dari interaksi sosial dalam dunia yang sedang menuju masa depan yang lebih hybrid di era digital. Idealnya, masing-masing (baik online maupun offline) akan saling melengkapi. Secara umum, metode ini dilihat sebagai tren dalam pembelajaran yang progresif.

Metode pengajaran ini mengintegrasikan teknologi dan media digital dengan kegiatan kelas yang dipimpin oleh guru seperti biasanya. Diharapkan, metode ini bisa memberikan fleksibilitas murid untuk menyesuaikan cara belajar mereka.

Skema dan waktu pembelajarannya bisa diatur sesuai dengan kesepakatan guru dan murid. Skenario pembelajaran yang paling umum adalah dengan rotasi siswa 50 persen yang menghadiri kelas secara virtual, dan 50 persennya lagi secara tatap muka. Atau, bisa juga semua materi diajarkan secara virtual, sementara penyelenggaraan kuis atau ujian secara tatap muka yang tentunya dengan skema rotasi.

Sebenarnya, metode ini menjadi gagasan ideal sistem pendidikan Indonesia dan dunia saat ini di tengah pandemi. Guru melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah dengan menjelaskan materi kepada murid. Di samping tetap menjaga jarak aman, guru juga dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi, seperti LMS, aplikasi yang sedang tren untuk pengumpulan tugas atau penunjang media pembelajaran.

Baca juga: Manfaat Keberadaan LMS untuk Pembelajaran Masa Kini media pembelajaran online

Manfaat dari Blended Learning

blended-learning-manfaat

Manfaat metode ini nyatanya lebih dalam dari sekadar melandaikan kurva pandemi. Kelebihan blended learning bermanfaat bagi semua orang yang terlibat, baik guru, murid, serta orang tua murid. Dengan adanya metode ini, pengalaman belajar murid menjadi lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan berbagai jenis kemampuan murid. Selain itu, anak juga bisa kembali bersosialisasi dengan teman dan gurunya secara tatap muka.

Murid juga mendapatkan pengalaman belajar dengan metode berbeda. Serta, ada waktu untuk memperdalam suatu topik, sebelum dan sesudah membahas dengan guru, yang berarti murid mendapat pendidikan yang lebih personal.

Metode ini juga memungkinkan murid berinteraksi dengan berbagai jenis platform dan media pembelajaran online, serta belajar secara langsung. Mengingat telah berinteraksi dengan teknologi, akan berpengaruh pada karier masa depan murid yang sudah lebih terbiasa dengan teknologi canggih sejak dini.
Baca juga: Belajar Semakin Seru dengan Microsoft 365 Education

metode ini juga memudahkan dalam aktivitas pembelajaran, karena siswa bisa lebih ceria, hemat tenaga, dan hemat waktu. Bagi orang tua murid, anggaran untuk peralatan sekolah atau tugas pun bisa lebih hemat, karena dalam aktivitasnya murid bisa menghemat kertas untuk tugas laporan fisik dan bisa menghemat perjalanan ke lokasi kelas. 

Bagaimana Menerapkannya?

Sebelum melakukan penerapan model blended learning, sekolah atau guru terlebih dahulu harus memperhatikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu, perlu adanya perhatian mengenai aktivitas pembelajaran yang relevan: mana yang konvensional dan mana untuk online learning. Tak lupa juga, cara penyampaian konten yang relevan.

Selain itu, ada empat model penerapan yang bisa diaplikasikan sesuai dengan kondisi masing-masing lembaga pendidikan, dilansir Christensen Institute. Berikut diantaranya:

1. Rotation Model

blended-learning-penerapan

Pada model ini, pembelajaran dilakukan secara bergantian, baik dengan jadwal tetap atau atas kebijakan guru. Metode pembelajarannya pun antara daring dan tatap muka. Memang, model rotasi ini menerapkan sebagian besar pembelajaran berlangsung di sekolah. Sementara pembelajaran online dilakukan hanya untuk tambahan.

2. Flex Model

Dalam model ini, e-learning menjadi landasan utamanya. Sementara pembelajaran tatap muka di kelas mengikuti jadwal yang telah disepakati. Bedanya dengan rotation model, flex model menerapkan setiap kelas akan dibagi menjadi komponen online dan offline sama rata atau sesuai prioritas.

3. A La Carte Model

Pada model ini, murid dibebaskan memilih metode mana yang membuatnya nyaman. Murid bisa mengikuti sebagian besar pembelajaran online dibanding pembelajaran langsung di kelas, atau sebaliknya. Pada model ini, murid bisa memilih sesuai dengan keinginan mereka, yang tentunya tetap dimonitoring dan dievaluasi oleh guru dan orang tua murid.

4. Enriched Virtual Model

Pada model ini, pembelajaran akan lebih mengutamakan komponen online dibandingkan tatap muka. Murid tidak perlu datang ke sekolah setiap hari. Waktu tatap muka yang diperlukan antara murid dan guru tidak perlu ada jadwal rutin atau bisa sewaktu-waktu.

Baca juga: Belajar Semakin Seru dengan Microsoft 365 Education

Ada beberapa hal yang patut jadi perhatian saat menerapkan metode ini. Pertama, penyampaian bahan ajar harus konsisten dilakukan agar murid cepat beradaptasi dengan metode baru. Kedua, keseriusan dalam penerapan blended learning, sehingga murid menjadi cepat mandiri.

Ketiga, guru selalu berinovasi dan memperbarui bahan ajar agar tidak membosankan. Keempat, penerapan metode ini diperlukan adanya evaluasi demi peningkatan kualitas pembelajaran.

Beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan blended learning, yakni guru diharapkan berkomitmen dan terlatih dengan baik dalam pendidikan campuran, serta cakap berteknologinya. Sementara siswa pun diharapkan memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang diharapkan dari aktivitas belajar mengajar yang baru ini.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya