29 April 2021

Memahami Kurikulum Pendidikan di Indonesia

Kurikulum pendidikan adalah program yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang dirancang secara sistematis atas dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan. Di Indonesia, kurikulum pendidikan telah mengalami perubahan beberapa kali hingga hari ini. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh situasi politik, sosial budaya, ekonomi, dan pertimbangan lainnya.

Kurikulum bukan sekadar daftar materi pelajaran yang wajib diserap murid. Melainkan, sebuah rancangan yang memberikan ruang seluas-luasnya kepada murid untuk mengembangkan potensi yang sudah ada dalam diri mereka. Tentu, sesuai dengan tujuan pendidikan.

Lalu, ada berapa jenis kurikulum pendidikan yang ada saat ini di Indonesia? Apa keunggulan dan bagaimana cara mengadopsi kurikulum tersebut? Untuk mengetahuinya, mari memahami kurikulum pendidikan di Indonesia di bawah ini.

Fungsi dan Tujuan Kurikulum Pendidikan

fungsi-dan-tujuan-kurikulum-pendidikan

Sebagai rangkaian rencana untuk mewujudkan tujuan pendidikan, tentu kurikulum memiliki beberapa fungsi:

  • Fungsi penyesuaian karena kurikulum memiliki sifat mampu beradaptasi dengan perubahan dan cenderung dinamis. Kedua, fungsi integrasi yang menjadikan kurikulum sebagai alat pendidikan yang dapat membentuk integritas murid di masyarakat.
  • Fungsi persiapan yang membantu murid menuju jenjang pendidikan lebih tinggi. 
  • Fungsi pemilihan yang memfasilitasi murid untuk memilih program belajar yang sesuai dengan minat dan bakatnya. 
  • Fungsi diagnostik untuk memahami dan mengarahkan potensi murid agar mereka dapat menggali dan memperbaiki kelemahan potensinya.

Sementara tujuan kurikulum pendidikan adalah untuk mempersiapkan murid menjadi pribadi serta warga negara yang kreatif, kritis, inovatif, beriman, dan afektif di lingkungan bermasyarakat. Selain itu, kurikulum juga bertujuan untuk mendidik dan membimbing murid untuk berkontribusi secara positif dalam kehidupan bernegara.

Kurikulum Nasional, Tekankan Aspek Sikap dan Perilaku Murid

kurikulum-pendidikan-di-indonesia-sikap-dan-perilaku-murid

Kurikulum di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan, sejak 1945 hingga 2020.  Kini, kurikulum K13 atau Kurikulum 2013 (sempat direvisi pada 2016) terus diterapkan secara nasional. 

Dalam penerapan kurikulum nasional, pemerintah memiliki proses berkelanjutan dalam kurun rencana 2016 hingga 2020. Proses tersebut di antaranya, pelatihan guru dan pendampingan sekolah, penerapan bertahap dan pendampingan sekolah, monitoring dan evaluasi.

Baca juga: Pendidikan Karakter: Pengertian, Manfaat & Penerapannya

Kurikulum 2013 lebih menekankan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pada kurikulum yang diimplementasikan di sekolah negeri ini, guru berperan sebagai fasilitator. Diharapkan dapat mendorong murid untuk melakukan observasi, bertanya, berkomunikasi dan bernalar dari apa yang telah murid pahami setelah mendapat materi pembelajaran. Maka dari itu, guru juga dituntut untuk kreatif dan inovatif.

Adanya dorongan tersebut, murid juga menjadi aktif dengan bimbingan guru. Terutama dalam kurikulum 2013, terdapat konsep 5M, yakni mencari informasi sendiri, menemukan, menyampaikan pendapat di depan kelas, mengevaluasi, dan menarik kesimpulan secara aktif dan mandiri. Dengan begitu, budaya literasi pada murid akan meningkat. 

Manfaat lain dari penerapan kurikulum ini bagi murid, yakni diharapkan mereka dapat memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar, kemampuan interpersonal, intrapersonal, kreatif, dan kemampuan berpikir kritis. Dampaknya, antara kognitif dan afektif yang berjalan seiringan, murid juga bisa mengevaluasi diri.

Salah satu kelebihan kurikulum nasional saat ini menekankan pada pendidikan karakter, tak hanya membahas materi pelajaran semata. Upaya pengembangan karakter dan budi pekerti luhur ini ditekankan pada semua mata pelajaran. Maka dari itu, guru diharapkan dapat melakukan tiga set penilaian, antara lain penilaian sikap, penilaian kognitif, dan penilaian keterampilan kepada para murid.

Gambaran Perjalanan Kurikulum di Indonesia

Dalam sejarah sejak 1945 hingga 2020, Indonesia memiliki 10 kurikulum pendidikan nasional yang dinamis, yaitu pada 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013. Bagaimana gambaran perubahan kurikulum di Indonesia tersebut? Berikut ulasan singkatnya. 

1. Kurikulum Rentjana Pelajaran 1947

Kurikulum pendidikan yang pertama di Indonesia. Diberlakukan sejak kemerdekaan, kurikulum ini pertama kalinya Pancasila menjadi landasan dasar pendidikan di Indonesia. Kurikulum yang dirancang pada 1947 dan diaplikasikan pada 1950 ini menekankan pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain. Nilai-nilai yang diterapkan melalui kurikulum ini adalah kesadaran berwarga negara, bermasyarakat, dan pembentukkan karakter sejalan dengan ideologi bangsa.

2. Kurikulum Rentjana Pelajaran Terurai 1952

Pada periode ini, beberapa aspek disempurnakan. Dari yang hanya mengutamakan pendidikan karakter, kini ditambah fokus pada mata pelajaran. Pada periode kurikulum pendidikan ini dibentuk silabus atau rencana pembelajaran dengan para guru mengajarkan mata pelajaran spesifik kepada murid.

3. Kurikulum Rentjana Pendidikan 1964

Menyempurnakan pada kurikulum sebelumnya, periode ini pemerintah memiliki tujuan untuk memberikan pembekalan akademik dan non akademik pada jenjang sekolah dasar. Maka dari itu, pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, keterampilan, jasmani, dan emosional.

4. Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 difokuskan pada pembentukan bangsa Indonesia yang berjiwa Pancasila sejati. Selain menjalankan sistem pendidikan berjiwa Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 adalah dasar lain yang digunakan untuk kurikulum ini. Kurikulum yang sebelumnya berpusat pada program Pancawardhana berubah menjadi pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

5. Kurikulum Pendidikan 1975

Kurikulum ini menggunakan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PSSI) atau pendidikan satuan pelajaran untuk merencanakan metode, materi, dan tujuan pembelajaran. Salah satu ciri dari kurikulum 1975 ini adalah efektifitas dan efisiensi.

6. Kurikulum Pendidikan 1984

Jika sebelum berfokus pada efektivitas dan efisiensi, pada Kurikulum 1984 fokus utamanya adalah keahlian. Di periode ini, mengusung process skill approach dengan metode pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Beberapa hal yang dilakukan guru adalah mengaplikasikan metode pembelajaran dengan pengamatan, pengelompokkan, diskusi, hingga pelaporan. 

7. Kurikulum 1994 dengan Suplemen Kurikulum 1999

Kurikulum periode ini merupakan pembaharuan dari kurikulum sebelum-sebelumnya, khususnya pada 1975 dan 1984. Pada kurikulum ini terdapat tujuan pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. Selain itu munculnya mata pelajaran baru, seperti muatan nasional dan muatan lokal yang meliputi bahasa daerah, keterampilan, dan kesenian.

8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004

Kurikulum ini berfokus pada pencapaian kompetensi bagi peserta didik sebagai individu maupun kelompok, dan berorientasi pada hasil pembelajaran. Ada beberapa unsur yang membedakan sistem pendidikan ini dengan sebelumnya yaitu pemilihan kompetensi sesuai minat murid, pengembangan pembelajaran, dan proses evaluasi dalam penentuan keberhasilan.

9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP menjadi pembaharuan dari kurikulum sebelumnya. Perbedaannya adalah adanya standar kompetensi dasar yang ditetapkan oleh pemerintah. Departemen Pendidikan Nasional saat itu menetapkan Kerangka Dasar (KD), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD). Selain itu, guru dituntut mengembangkan rencana pembelajaran secara mandiri sesuai kondisi daerah sekolah berada.

10. Kurikulum 2013

Untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), diaplikasikan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 atau K13 ini memiliki beberapa aspek pokok penilaian, meliputi aspek sikap dan perilaku, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Pada periode ini guru dituntut mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya karena perkembangan teknologi yang cepat membuat murid lebih mudah dalam mendapatkan informasi.

kurikulum-di-indonesia-learning-management-system-jelajah-ilmu

Seiring teknologi semakin berinovasi dan bertransformasi, kini media pembelajaran pun semakin interaktif sehingga bisa dilakukan secara online. Seperti hadirnya Learning Management System (LMS), salah satunya adalah Jelajah Ilmu

Media ini merupakan situs belajar berbentuk LMS dari Acer yang mengadopsi sistem standar internasional mySecondTeacher, namun disesuaikan dengan bahasa dan kurikulum Indonesia. Jelajah Ilmu memungkinkan guru menciptakan suasana belajar jadi menyenangkan, intuitif, dan menarik disertai banyak fitur lengkap untuk akademik.

Baca juga: Mengenal Pembelajaran Blended Learning, Seperti Apa?

Masa depan murid jauh lebih utama daripada kepentingan yang ada di balik sebuah kebijakan kurikulum. Penerapan kurikulum yang ada di Indonesia selayaknya dilakukan dengan keseriusan, ketulusan, dan komitmen para instansi pendidikan dalam mengimplementasikannya.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya