17 November 2021

Larangan Membawa HP ke Sekolah Ternyata Meningkatkan Nilai Akademik, Ini Caranya Agar Murid Tetap Terliterasi Digital

Saat ini handphone (HP) telah menjadi salah satu gawai yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Apabila dulu handphone hanya digunakan oleh orang dewasa, sekarang sudah tidak lagi.

Saat ini remaja hingga anak-anak juga sudah mulai menggunakan HP dalam keseharian mereka. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang membawa dan menggunakan HP di sekolah. Hal ini tentunya dapat menuai pro dan kontra bersamaan dengan dampak positif dan negatif penggunaan HP itu sendiri. 

“Apakah anak-anak perlu membawa hp ke sekolah atau malah sebaliknya?” 

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, yuk simak pembahasan tentang larangan membawa hp ke sekolah berikut ini!

Baca Juga: Peran Fasilitas TIK Sekolah Terhadap Kualitas Pendidikan di Sekolah

Dampak Larangan Penggunaan Handphone

Penggunaan HP atau smartphone kini tengah menjadi topik hangat yang diperdebatkan, khususnya tentang bagaimana pengaruh HP dan teknologi lainnya di sekolah. 

Louis-Philippe Beland, Asisten Profesor Ekonomi Universitas Carleton, mengungkapkan bahwa terdapat beberapa ahli yang menganjurkan larangan total atas penggunaan HP di sekolah guna membatasi gangguan pada siswa. 

Namun beberapa ahli lainnya tetap menyarankan penggunaan teknologi sebagai alat pengajaran di kelas. Hal ini kemudian menuai pro dan kontra di antara para ahli, mengingat penggunaan HP memiliki dampak positif dan negatif yang beriringan. 

Di satu sisi HP dan teknologi lainnya dapat memudahkan guru dan siswa untuk mengakses informasi dan platform pendukung pembelajaran. Di sisi lain, penggunaan HP juga dapat memberikan efek ketergantungan dan mengganggu kegiatan belajar-mengajar di kelas.

Beland juga mengungkapkan bahwasanya penelitian baru-baru ini menunjukkan dampak positif dari pelarangan HP di sekolah terhadap kinerja siswa dan hasil lainnya. Memahami bukti sangat penting untuk kebijakan terbaik.

Pada tahun 2015, terdapat penelitian yang menggunakan metode difference-in-difference strategy untuk meneliti pengaruh pelarangan HP terhadap kinerja siswa di Inggris. Penelitian ini membandingkan antara sekolah yang melakukan larangan membawa HP dengan sekolah yang tidak menerapkan aturan pelarangan. 

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa larangan membawa HP ke sekolah dapat menyebabkan peningkatan kinerja siswa, di mana nilai ujian siswa berusia 16 tahun meningkat sebesar 6,4% dari standar deviasi yang ada. 

Larangan ini memberikan efek dua kali lebih besar kepada siswa berprestasi rendah, namun hasil penelitian tidak menemukan dampak larangan pada siswa berprestasi tinggi. 

Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa siswa berkinerja rendah lebih cenderung terganggu dengan kehadiran handphone, sementara siswa berkinerja tinggi dapat fokus dengan atau tanpa handphone.

Baca Juga: 4 Alasan Jelajah Ilmu Dapat Mengurangi Beban Kerja Guru yang Berlebih

Para peneliti kemudian menyarankan larangan membawa HP ke sekolah karena memiliki manfaat yang cukup besar bagi siswa, termasuk pengurangan kesenjangan antara siswa berprestasi tinggi dan rendah.

Adapun studi terbaru di Spanyol dan Norwegia yang menunjukkan hasil serupa. Di Spanyol, pelarangan HP telah terbukti dapat meningkatkan nilai matematika dan sains siswa. Sementara di Norwegia, pelarangan HP secara signifikan meningkatkan nilai rata-rata siswa sekolah menengah dan mengurangi terjadinya insiden perundungan.

*

Pastikan Siswa Tetap Terliterasi Digital

Beberapa hasil studi dan penelitian terbaru memang membuktikan bahwasanya larangan membawa HP ke sekolah dapat meningkatkan kinerja dan nilai siswa. Namun demikian, siswa tidak boleh gagap teknologi. Ini karena teknologi merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. 

Oleh karena itu, sekolah dan guru tetap harus memberikan literasi digital kepada siswa, agar mereka dapat turut berkembang mengikuti perubahan zaman.

Keuntungan Literasi Digital 

Berikut adalah beberapa manfaat literasi digital dalam pendidikan yang perlu diketahui.

  1. Literasi Digital Dapat Meningkatkan Keterlibatan Siswa

Penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan menurunkan kesenjangan antara siswa aktif dan pasif. 

Siswa dapat secara bersama-sama terlibat dalam tugas atau proyek yang membantu mereka lebih memahami informasi, dan mengkomunikasikan pengetahuan mereka secara digital.

  1. Literasi Digital Dapat Meningkatkan Kinerja Akademik

Saat ini ada berbagai jenis platform teknologi yang dapat digunakan siswa untuk meningkatkan kinerja akademik mereka, seperti Google Drive, Microsoft, dan komputasi awan lainnya. 

Dengan menggunakan platform-platform tersebut, siswa dapat dengan mudah menyelesaikan tugas dan proyek yang diberikan oleh guru mereka.

Selain itu, kemampuan literasi digital juga dapat memungkinkan siswa untuk mengkomunikasikan ide, penemuan, dan argumen mereka dengan cara yang lebih inovatif.

  1. Literasi Digital Membantu Siswa Untuk Menonjol Dalam Persaingan Pasar Kerja

Siswa yang terliterasi secara digital umumnya akan memiliki keterampilan tentang teknologi. Hal ini kemudian dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi mereka.

Di mana nantinya siswa dapat menggunakan keterampilan tersebut untuk menerapkan keterampilan teknologi baru yang mungkin tidak dimiliki oleh kebanyakan orang pada umumnya.

  1. Literasi Digital Membuat Sekolah Menjadi Lebih Kompetitif

Memberikan pemahaman literasi digital kepada siswa dapat membantu semua siswa untuk menjadi lebih melek teknologi dan membuat sekolah menjadi lebih kompetitif.

Di mana nantinya siswa dapat menggunakan keterampilan digital mereka untuk  meningkatkan pembelajaran di kelas. Hal ini kemudian juga dapat meningkatkan kapabilitas sekolah dalam menghadapi disrupsi teknologi kedepannya. 

Baca Juga: Cara Menjalankan Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif

Alternatif dan Solusi untuk Sekolah

Pada awal tahun 2020, larangan membawa HP ke sekolah akan diterapkan secara menyeluruh di Victoria. Pemerintah negara bagian telah mempersiapkan dana sebesar 12,4 juta dolar Australia untuk menerapkan aturan tersebut. 

Kebijakan ini juga diperkuat dengan survei yang dilakukan baru-baru ini oleh Monash University terhadap 2.000 orang dewasa Australia. Hasil survei tersebut menunjukkan 80% mendukung gagasan larangan membawa HP ke sekolah. 

Namun hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan apakah kebijakan pelarangan handphone benar-benar hal yang baik untuk dilakukan. Lebih jauh lagi, apakah larangan membawa HP akan berdampak serius terhadap hal-hal yang ingin dicegah melalui penerapan larangan tersebut. 

Mengingat sebelumnya pada tahun 2006 New York juga pernah melakukan kebijakan pelarangan yang sama, namun kebijakan tersebut nyatanya malah menimbulkan lebih banyak masalah dan akhirnya dicabut pada tahun 2015. 

Semetara itu, penelitian dari Universitas Stanford menunjukkan bahwa dukungan dan persiapan yang tepat dari guru dan sekolah dapat menjadi alternatif serta solusi yang tepat untuk menghadapi perdebatan tentang kebijakan larangan membawa HP ke sekolah.

Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengurangi dampak negatif penggunaan HP adalah dengan meminta siswa untuk menyimpan HP mereka di depan kelas selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung.

Selain itu, peneliti Jesper Aagaard juga menyarankan siswa untuk dapat lebih memperhatikan kelas, di mana siswa harus mencoba menghalangi kebiasaan mereka untuk memeriksa handphone dengan mematikan HP atau mengaktifkan mode pesawat.

Di sisi lain, saat ini ada bidang akademik yang dikenal sebagai “m-Learning”, di mana para peneliti mengeksplorasi keuntungan pendidikan dan pembelajaran yang dapat diperoleh dari penggunaan perangkat seluler dalam kegiatan belajar-mengajar.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa larangan membawa HPsmartphonesmartphone ke sekolah bukanlah satu-satunya solusi untuk meningkatkan kinerja dan nilai akademik siswa. Di mana literasi digital ternyata juga dapat menjadi alternatif untuk membantu meningkatkan kinerja dan akademik siswa.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya