7 Juni 2021

Mengenal Flipped Classroom, Manfaat dan Cara Mengimplementasikannya

Pemerintah terus berupaya agar seluruh sekolah kembali menerapkan kelas tatap muka. Setelah melakukan uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM), pemerintah optimis untuk membuka sekolah secara penuh pada Juli 2021.

Meski demikian, banyak pihak memprediksi pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak akan sama seperti pada era pra-pandemi. Pembelajaran daring akan tetap memiliki porsi tersendiri bersanding dengan metode PTM.

Agar dapat sukses dalam pembelajaran daring, metode dan teknik mengajar yang tepat menjadi kuncinya. Ada beberapa metode mengajar yang dapat menjawab tantangan pembelajaran di era new normal. Sebut saja blended learning, hybrid learning hingga flipped classroom. Pada artikel kali ini, Anda akan mempelajari metode flipped classroom, kekurangan dan kelebihan hingga tips untuk dapat menerapkannya secara efektif.

Model Pembelajaran Flipped Classroom

Apa itu flipped classroom? Singkatnya, ini adalah metode belajar mengajar yang menekankan kemandirian belajar di mana guru akan memberikan video-video pembelajaran, presentasi hingga buku digital kepada murid sebelum kelas berlangsung. 

Murid diharuskan mempelajari instruksi maupun bahasan dalam video tersebut untuk kemudian diperdalam dan diperjelas oleh guru di dalam kelas. Metode ini seringkali disebut serupa dengan blended learning karena keduanya menggunakan video pembelajaran dalam pelaksanaan belajar-mengajar. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang sangat tegas.

Jika pada metode ini video pembelajaran dapat disebut sebagai latihan sebelum belajar sesungguhnya di kelas, pada blended learning, video dan belajar tatap muka digunakan untuk saling melengkapi sehingga siswa mendapatkan sebuah pengalaman belajar yang komprehensif.

Baca Juga: Macam-Macam Metode Pembelajaran di Indonesia

Keuntungan Flipped Classroom

Banyak penelitian mengenai metode ini mengatakan bahwa murid jauh lebih diuntungkan dengan metode tersebut dibandingkan dengan metode belajar tradisional, yaitu guru menerangkan di dalam kelas dan memberikan pekerjaan rumah agar murid dapat memperdalam materi tersebut di rumah.

Sebuah laporan berbasis statistik di Amerika Serikat, metode ini disebut mampu meningkatkan persentase kelulusan mata pelajaran matematika. Sebuah kelas yang menerapkan metode ini memiliki nilai rata-rata sebesar 586 berbanding nilai 550 pada kelas yang menerapkan metode mengajar konvensional.

Secara garis besar, keuntungan penerapan metode ini adalah:

1. Lebih Banyak Waktu untuk Bimbingan Personal

Metode ini membuat guru memiliki lebih banyak waktu untuk membimbing semua murid secara personal.

2. Banyak Kesempatan Kolaborasi

Pada metode ini akan ada banyak kegiatan tugas kelompok. Tidak hanya bagus untuk memudahkan murid belajar satu sama lain, kerja kelompok juga akan mengasah teamwork skill para siswa.

3. Murid Belajar Sesuai Kemampuan

Pada metode mengajar konvensional, murid diharapkan dapat menyerap dan memahami pelajaran di waktu yang bersamaan dan dengan kecepatan yang sama, padahal kecepatan murid untuk mencerna materi tidaklah sama. 

Sedangkan pada metode ini, murid bisa belajar sesuai dengan kecepatan dan dengan cara yang dia tentukan. Murid juga punya pilihan untuk belajar di mana saja dan kapan saja.

4. Murid Lebih Siap Ketika Masuk Kelas

Murid akan terbiasa mempersiapkan dirinya sebelum masuk kelas. Mereka masuk kelas tidak dengan pengetahuan yang kosong melainkan dengan berbagai pertanyaan dan ide yang akan dibahas pada kelas.

5. Melatih Kemampuan Belajar Mandiri

Salah satu skill yang diperoleh murid dari metode ini adalah kemampuan untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar. Murid dipaksa untuk menggali informasi, memecahkan masalah hingga membuat keputusan secara mandiri.

Baca Juga: 7 Cara Mengajar yang Baik, Efektif untuk Siswa SD Hingga SMA

Tantangan dan Kendala Flipped Classroom

Meski menawarkan segudang keuntungan, metode belajar ini juga bukan tanpa masalah. Berikut ini adalah sejumlah tantangan dan kendala dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis flipped classroom:

Beban Kerja Guru Bertambah

Guru diharuskan untuk mengkonversi materi pembelajaran dan ujian berbasis konvensional ke dalam materi digital. Selain tidak mudah, pekerjaan ini juga sangat menyita waktu.

Kendala Teknis

Karena harus belajar secara daring, murid sangat mungkin untuk terhambat karena kendala teknis seperti sinyal internet yang buruk, hingga kesulitan atau tidak terbiasa belajar secara mandiri.

Murid Tidak Menyiapkan Diri dengan Baik

Salah satu masalah yang kerap terjadi pada sekolah yang menerapkan metode ini adalah rendahnya tanggung jawab murid untuk menyelesaikan video pembelajaran. Akibatnya pertemuan tatap muka menjadi tidak efektif karena guru harus menerangkan materi dari awal.

Tips Agar Sukses Menerapkan Flipped Classroom

Saat pertama kali menerapkan metode ini, tentu saja semuanya tidak akan langsung berjalan dengan mulus. Pasti Anda akan terbentur pada sejumlah kendala, baik yang sudah disinggung dalam artikel ini, maupun pada kemungkinan kendala lain yang muncul dalam perjalanan.

Untuk membantu Anda, berikut sejumlah tips dan solusi yang baik untuk Anda aplikasikan:

1. Kuis Setelah Video

Salah satu tantangan pelaksanaan metode ini adalah memastikan murid untuk menonton video, materi presentasi hingga buku digital yang dibagikan oleh sang guru. Salah satu cara untuk memastikan hal tersebut adalah dengan memberikan kuis.

Agar tidak menghabiskan waktu saat kelas tatap muka, pastikan kuis diberikan setelah murid menyelesaikan video pembelajaran. Selain dapat memastikan murid menonton video pembelajaran, kuis juga akan membuat murid lebih fokus saat menyaksikan video tersebut.

2. Ajak Murid Memberikan Feedback

Jika Anda baru saja menerapkan metode ini, pastikan agar murid memberikan masukan setelah metode ini dijalankan selama beberapa pekan. Agar murid mau memberikan review yang jujur, feedback bisa dilakukan secara anonim.

Masukan para murid sangat berharga karena Anda akan memperoleh ide segar untuk mengembangkan pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih baik lagi.

Baca Juga: Manfaat Pentingnya Mengikuti Komunitas Guru

3. Melibatkan Orang Tua

Jika ingin sukses menjalankan metode ini, Anda harus memastikan bahwa murid mendapatkan dukungan baik dari sekolah maupun dari lingkungan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, orang tua harus dilibatkan dalam menciptakan suasana belajar di rumah yang kondusif.

 
Sekolah juga bisa memberikan akses pada materi belajar digital sehingga dapat ikut membantu mendampingi anak saat belajar di rumah.

4. Gunakan Acer for Education

Membuat video pembelajaran interaktif, kuis online, serta merancang sistem pembelajaran daring yang menunjang bukanlah pekerjaan mudah. Karena guru harus menginvestasikan waktu yang tidak sedikit, sedangkan waktu yang dimiliki guru juga sangat terbatas. Untuk itu, sekolah dan guru membutuhkan solusi digital yang terbaik.
Nah, untuk sekolah maupun guru yang ingin menghadirkan sentuhan teknologi, Acer for Education merupakan pilihan yang tepat untuk mendukung  metode ini. Sebagai sebuah ekosistem pembelajaran daring yang menghadirkan solusi komprehensif, Acer for Education menyediakan seluruh aspek kebutuhan pembelajaran daring mulai dari perangkat keras hingga perangkat lunak yang dapat diakses semua pihak mulai dari guru, kepala sekolah, murid hingga orang tua.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya