10 Mei 2021

Menjadi Guru Inovatif di Era Digital, Seperti Apa?

Menjadi guru inovatif di era digital terutama saat pembelajaran daring menjadi poin penting dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini setara dengan perkembangan teknologi, yang mana lanskap pendidikan juga mengalami perubahan cepat untuk memenuhi kebutuhan murid yang terus berkembang. Maka dari itu, guru pun harus tetap mengikuti perubahan ini.

Kini, peran guru bertindak sebagai fasilitator. Dengan demikian, guru dituntut untuk mampu memanfaatkan sumber belajar yang beragam dan mengemasnya dalam pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Guru juga harus mampu memanfaatkan teknologi digital dengan baik sehingga pembelajaran yang tercipta semakin modern.

Guru yang inovatif memiliki karakteristik spesial yang membedakan mereka dari orang lain di bidangnya. Lalu, bagaimana cara menjadi guru inovatif di era digital saat ini? Tips menjadi guru inovatif dipaparkan lebih lanjut di bawah ini.

Memenuhi Standar Kualifikasi Akademik Kompetensi Guru

Ada standar kemampuan yang harus dimiliki guru inovatif untuk mempersiapkan murid di masa depan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam Permendiknas RI No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, meli­puti kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kom­petensi sosial, serta kompetensi profesional. Kompetensi in pun sifatnya dinamis mengikuti perkembangan zaman, termasuk di era digital.

  1. Pertama, kompetensi pedagogik yang merujuk pada kemampuan guru yang harus memiliki seni dalam mengajar. Adanya teknologi pendidikan, memberikan banyak pilihan guru untuk kreatif dalam membuat media pembelajaran, memilih model pembelajaran yang menyenangkan, serta inovatif dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.
  2. Kedua, kompetensi kepribadian merujuk pada sikap dan kepribadian guru: ulet, gigih, pantang me­nyerah, kreatif, inovatif, kerapian, dan sebagainya. Singkatnya, kepribadian seorang guru akan berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan.
  3. Ketiga, kompetensi sosial merujuk pada interaksi dan komunikasi yang terjalin baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Dengan teknologi saat ini, memberi informasi kepada murid, orangtua murid, atau masyarakat lain kian mudah.
  4. Keempat, kompetensi profesional merujuk pada seorang guru yang mampu menyesuaikan kualifikasi pendidikannya dengan materi yang diajarkan. Kompetensi ini harus terus ditingkatkan dengan cara guru mengikuti pelatihan seperti PPG, PLPG dan lain sebagainya.

Baca juga: Peran Teknologi Virtual Reality dalam Pembelajaran

Manfaatkan Aplikasi Sistem Pembelajaran Terbaru

Di era pendidikan digital yang menerapkan konsep e-learning, berbagai macam aplikasi pembelajaran ramai digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tersampaikan meski kegiatan pembelajaran tidak dilakukan dengan tatap muka langsung.

Aplikasi pembelajaran sudah dilengkapi dengan berbagai fitur penunjang kegiatan belajar, baik yang berbayar maupun gratis. Berbagai model materi, seperti video pembelajaran bisa disuguhkan dengan kreatif dan inovatif untuk menarik rasa ingin belajar yang tinggi bagi murid.

Guru bisa memanfaatkan aplikasi pembelajaran yang ter-update. LMS Jelajah Ilmu misalnya, fitur pembelajaran lengkap bagi guru dan murid ini bisa jadi pilihan untuk menciptakan kelas yang interaktif meski berkonsep pembelajaran jarak jauh.

Membuat Video Pembelajaran / Podcast Sendiri untuk Murid

Menjadi guru inovatif, berarti berani mencoba hal baru. Membuat video pembelajaran atau Podcast sendiri jadi salah satu media pembelajaran yang tepat pada tren e-learning saat ini. Cara ini bisa menjadi solusi jika murid ketinggalan pelajaran saat sakit atau masalah koneksi internet.

Video pembelajaran atau Podcast seputar materi belajar memungkinkan guru memberikan materi yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Secara langsung, cara ini membuat guru menjadi percaya diri, kreatif dan terus berinovasi membuat media pembelajaran yang menarik. 

Berikan Tugas yang Mengasah Murid Menjadi Kreatif & Kritis

Dalam e-learning, aktivitas mencatat materi, membaca materi, dan mengerjakan soal berulang-ulang tiap harinya berpotensi membuat murid merasa jenuh. Maka dari itu, guru bisa mengatasinya dengan memberikan tugas yang dapat mengasah kreativitas murid. Tentu dengan menyesuaikan indikator pencapaian kompetensi.

Misalnya, tugas mengamati tumbuhan atau hewan di sekitar, menyaksikan video pembelajaran yang menarik, menggambar, membuat video kerajinan tangan, dan lainnya. Dengan mendorong kreativitasnya, murid tidak akan merasa bosan dalam kegiatan yang hanya fokus pada membaca dan menulis saja.

Selain kreativitas, guru juga harus bisa sebagai motivator, terutama mendorong murid berpikir kritis. Mengingat, murid zaman sekarang semakin pintar memperoleh informasi dari berbagai sumber, guru juga harus pintar dalam mengarahkan pembelajaran dalam bentuk diskusi, pemecahan masalah, dan praktek yang merangsang daya berpikir kritis. 

Baca juga: Memahami Peran Media Sosial dalam Pendidikan

Rutin Berdiskusi, Komunikatif & Ramah Secara Tatap Muka Virtual

Guru yang komunikatif akan terlihat menyenangkan. Komunikatif yang dimaksud adalah sikap yang tidak mendominasi pembicaraan dan memberikan kebebasan murid untuk mengemukakan ide atau pendapatnya. Seorang guru inovatif akan memberikan ruang gerak bebas bertanggung jawab kepada murid untuk mengeksplorasi dirinya.

Dalam kegiatan belajar mengajar di era digital, guru bisa mencoba rutin untuk mengajak murid untuk berdiskusi secara tatap muka virtual. Lakukan diskusi secara komunikatif dan ramah, seperti menanyakan kabar, kendala pembelajaran, hingga memberikan motivasi. Di samping itu, guru juga dituntut memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing murid, sehingga tahu bagaimana cara murid bisa lebih aktif menunjukkan kelebihannya.

Baca juga: 4 Perangkat Pendukung Belajar, Solusi dari Acer untuk Edukasi

Kesimpulannya, tugas utama guru tidak hanya terbatas pada mentransfer ilmu, tetapi juga mentransfer nilai-nilai karakter. Dengan demikian, kompetensi kepribadian dan pedagogik guru juga sebaiknya ditingkatkan. Tak lupa, menanamkan nilai-nilai karakter seperti jujur, kreatif, inovatif, produktif dalam berkarya juga sama pentingnya. 

Menjadi guru inovatif bukan sekadar penggunaan alat canggih, tapi juga perpaduan antara kreativitas dan inovasi dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya