21 Mei 2021

7 Cara Mengajar yang Baik, Efektif untuk Siswa SD Hingga SMA

Cara mengajar yang baik berkembang seiring berjalannya waktu. Dulu kita hanya akrab dengan satu teknik mengajar, di mana seorang guru berdiri di depan kelas memberikan pengajaran secara verbal sementara murid mencatat dan mengingat apa yang dikatakannya.

Di era digital, cara mengajar yang disebut dengan teknik teacher centered tersebut tidak lagi menjadi satu-satunya gaya yang dapat diadopsi seorang guru. 

Teknik mengajar sangat penting karena gaya yang tepat dapat membantu murid untuk tertarik dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Dalam artikel ini, akan diulas 7 teknik terbaik dalam mengajar yang cocok dengan berbagai jenis mata pelajaran dan tingkatan kelas.

Kemampuan menguasai teknik teknik mengajar memang penting, namun ada faktor-faktor lain yang membuat guru sukses mengajar di kelas. Bahasan ini menjadi tambahan sekaligus penutup artikel.

Cara Mengajar yang Baik dan Menyenangkan

Kesuksesan akademik seorang murid sangat bergantung pada sejauh mana ketertarikan dan keterlibatannya dalam pelajaran. Sebuah penelitian di Universitas Utara Malaysia pada tahun 2014 membuktikan bahwa cara mengajar sangat berkorelasi dengan ketertarikan dan keterlibatan murid di dalam kelas.

Penelitian tersebut juga mengungkap, para siswa yang lebih terlibat dan memiliki ketertarikan terhadap pelajaran maupun materi yang disampaikan di dalam kelas, memiliki nilai yang jauh lebih baik dibandingkan para siswa yang tidak atau kurang terlibat.

Salah satu cara mendapatkan perhatian dan minat siswa adalah dengan menerapkan cara mengajar yang baik dan tepat.  Bagi Anda para guru yang sedang mencari referensi teknik-teknik mengajar terbaik, berikut ini cara mengajar yang baik dan dapat diterapkan untuk semua jenjang pendidikan, baik dari SD hingga SMA.

1. Teacher Centered / Lecture Style

Cara-Mengajar-Yang-Baik-Lecture-Style

Cara mengajar satu ini masih banyak diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia. Pada teknik ini, fokus utama kelas ada pada guru yang berkomunikasi satu arah. Guru bertindak sebagai pembawa materi yang menjelaskan poin-poin penting dalam pelajaran. Murid kemudian mencatat instruksi maupun informasi yang diberikan sang guru.

Pada cara mengajar ini, keterlibatan murid memang terlihat minimal. Tidak banyak diskusi maupun kolaborasi yang terjadi. Teknik mengajar satu ini cocok diterapkan untuk:

  • Kelas untuk tingkat siswa SMA yang diadakan di ruangan besar seperti auditorium dengan jumlah murid yang besar.
  • Cocok juga digunakan untuk mata pelajaran yang sama sekali baru, misalnya kelas bahasa mandarin untuk murid SD di mana guru akan menerangkan stuktur dasar bahasa mandarin.

Pada teknik mengajar teacher centered, murid yang lebih mudah memahami pelajaran dengan cara mendengar maupun membaca (verbal learner) akan lebih diuntungkan.

Baca Juga: Memahami Kurikulum Pendidikan di Indonesia

2. Student Centered

Berkebalikan dengan teknik mengajar teacher centered, pada teknik student centered guru berperan sebagai fasilitator proses belajar. 

Sementara itu, murid diberikan kebebasan penuh untuk menentukan cara dan peralatan belajar yang mereka suka, serta bereksplorasi dan berinovasi untuk mengembangkan kemampuan berkolaborasi dan berpikir kritis.

Pada cara mengajar student centered, proses belajar akan berbasiskan project yang harus dikerjakan oleh kelompok-kelompok murid yang memungkinkan setiap orang terlibat dalam dalam materi belajar.

Cara mengajar student centered sangat cocok diterapkan untuk:

  • Mata pelajaran yang lebih banyak membutuhkan eksperimen seperti astronomi, biologi, kimia, fisika dan geografi.
  • Kelas dengan jumlah murid terbatas, karena guru harus terlibat dengan setiap siswa secara intens tanpa terkecuali.

3. Flipped Classroom

Cara-Mengajar-Yang-Baik-Flipped-Classroom

Dalam cara mengajar flipped classroom, murid dapat mengeksplorasi suatu topik secara mandiri dan menggunakan pendekatan yang disukainya. Secara teknis, dalam metode flipped classroom guru akan membuat dan membagikan video video pembelajaran. Murid akan menonton video tersebut di rumah sebelum kelas berlangsung.

Meski demikian, video pembelajaran tersebut tidak menggantikan sama sekali peran guru dalam mengajar. Video tersebut berfungsi lebih seperti pengantar yang memicu siswa untuk mendalami sebuah topik sehingga lebih siap saat memasuki kelas di sekolah.

Di dalam kelas, guru akan mengidentifikasi sejauh mana pencapaian murid secara individual dan membantu mereka yang belum memahami materi dengan memberikan perhatian ekstra.

Teknik mengajar flipped classroom cocok diterapkan untuk:

  • Sekolah yang menerapkan kombinasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan sekolah tatap muka.
  • Sekolah dengan jumlah guru dan murid yang tidak berimbang.

4. Blended Learning

Teknik mengajar berikut ini mirip dengan flipped classroom. Bedanya, pada blended learning, video, podcast pembelajaran dan materi digital tidak berfungsi sebagai pengantar kelas tatap muka, melainkan berfungsi sebagai pelengkap dari pembelajaran yang diterima murid secara offline.

Blended learning mendorong siswa untuk lebih mandiri dalam belajar dan memberikan peluang pada guru untuk menyusun materi ajar yang berkualitas.

Teknik mengajar blended classroom cocok diterapkan untuk:

  • Murid semua tingkat baik SD hingga SMA yang memiliki akses terhadap internet dan perangkat teknologi.
  • Sekolah yang menerapkan pembelajaran online dan kelas tatap muka.

Baca Juga: 4 Perangkat Pendukung Belajar, Solusi dari Acer untuk Edukasi

5. Teknik Mengajar Delegator

Gaya mengajar delegator juga menuntut kemandirian siswa untuk belajar. Guru yang menerapkan cara belajar ini akan memberikan kebebasan bagi siswa untuk memilih sebuah proyek kerja.

Guru memposisikan dirinya sebagai konsultan dan akan membantu jika diperlukan. Namun, tujuan utamanya adalah agar siswa bisa memecahkan permasalahan secara mandiri, bekerja secara kolaboratif dan menjadi guru bagi satu sama lain.

Debat dan diskusi kelompok menjadi bentuk aktivitas yang sering dilakukan dalam kelas yang menerapkan metode delegator.

Teknik mengajar delegator cocok diterapkan untuk:

  • Jenjang pendidikan menengah dan atas.
  • Mata pelajaran yang membutuhkan banyak kerja kelompok dan peer feedback (setiap siswa wajib memberikan input untuk siswa lainnya) seperti science dan bahasa asing.

6. Demonstrator

Teknik mengajar demonstrator sangat mirip dengan teknik teacher centered. Namun, berbeda dengan teacher centered di mana guru mengajar dan memberi informasi secara verbal, pada cara mengajar demonstrator guru banyak menggunakan materi digital seperti presentasi multimedia dan demonstrasi langsung.

Teknik mengajar demonstrator cocok diterapkan untuk:

  • Mata pelajaran seperti seni musik, seni lukis, tata busana, tata boga dan olahraga.

7. Teknik Fasilitator

Cara mengajar fasilitator menggabungkan dan memadukan berbagai gaya mengajar. Gaya mengajar fasilitator juga memberikan kebebasan bagi para siswa dengan pembelajaran mereka.

Teknologi pendidikan akan sangat digunakan. Perlengkapan belajar seperti Chromebook, printer 3D, robot hingga drone dapat digunakan dalam pembelajaran.

Guru harus memahami setiap siswa memiliki ciri khas yang cocok dengan gaya belajar yang berbeda. Kemampuan guru menguasai berbagai gaya mengajar dan fleksibilitas untuk menggunakannya sangat diperlukan.

Teknik mengajar fasilitator cocok diterapkan untuk:

  • Murid SD hingga siswa SMA.
  • Sekolah dengan murid yang memiliki akses pada internet dan peralatan belajar.

Nah, itulah cara mengajar atau  teknik yang dapat digunakan guru di kelas. Lantas cara mengajar mana yang paling baik? Jawabannya, tidak ada teknik mengajar yang baik digunakan untuk semua murid. Sebab, setiap siswa ternyata membutuhkan pendekatan yang berbeda. Oleh karenanya, cobalah untuk menyesuaikan teknik mengajar berdasarkan kebutuhan masing-masing siswa.

Tips Agar Sukses dalam Mengajar

Menguasai berbagai teknik mengajar tidak menjamin Anda menjadi guru yang sukses. Kesuksesan seorang guru merupakan kombinasi dari penguasaan teknik mengajar dan kemampuan-kemampuan lain yang harus dimiliki.

Berikut ini adalah 5 hal yang harus dilakukan seorang guru agar menjadi pendidik yang sukses:

1. Percayalah pada potensi murid Anda

Selalu berikan ekspektasi tinggi pada murid Anda. Percayalah bahwa setiap murid memiliki potensi. Tugas guru adalah membantu mereka untuk menyadari potensi tersebut. Ada kalanya murid mengalami kegagalan. Cobalah untuk memotivasi dan bangkitkan rasa percaya dirinya agar belajar lebih giat lagi.

2. Jangan berhenti belajar

apabila pengetahuan Anda tidak berkembang. Untuk itu, teruslah belajar dan gali sebanyak mungkin informasi yang dapat diserap, khususnya yang berkaitan dengan bidang studi yang Anda ampu.

Baca Juga: Memahami Peran Media Sosial dalam Pendidikan

3. Jadilah guru yang menyenangkan

Murid Anda akan lebih nyaman belajar jika Anda terlihat simpatik dan ramah. Cobalah untuk selalu tersenyum setiap kali berdiskusi dengan murid Anda.

4. Anggap murid seperti anak Anda sendiri

Ada banyak faktor yang menentukan keberhasilan akademik seorang guru. Gagal lulus ujian bisa jadi bukan karena tidak mampu mengikuti pembelajaran, melainkan karena faktor eksternal. Cobalah untuk selalu mendengar dan memberikan saran pada mereka. Tunjukan empati pada setiap permasalahan pribadi.

5. Selalu up-to-date

Guru adalah sumber ilmu bagi para muridnya. Untuk itu, dengan selalu memperbarui diri dengan berita terbaru, perkembangan di dunia pendidikan hingga teknologi pendidikan akan membuat murid Anda ikut terupdate. 

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya